Gurunda Benyamin Tandiallo berdiri berfoto bersama siswa Angkatan 91 dengan baju andalan yang sampai sekarang masih terus disimpan. Dulu dia mengajar Ekonomi Koperasi, sehingga banyah siswa berhasil, termasuk Rosman Rahman yang lulus di Universitas Haasanuddin dan STAN secara persamaan. (Foto : IKA SMPN SIwa)
Perjuangan menemui Gurunda berliku. Butuh usaha yang tak kenal menyerah demi
bisa menemuinya. Waktu pertama 2 tahun lalu, saya hampir saja menemui. Saya
berusaha ketok-ketok rumahnya di Batulappa, yang sebenarnya yang telah terbuka
pintunya. Pastilah ada orang di rumah. Saya, berusaha ketok rumah berkualitas 1 jam. Pertama, dengan gaya masih
hormat takut sama dia, tok- tok, di ulang-ulang. Takutnya kalau keluar, pak
Benyamin langsung berarti pakkanducu-nya. Ku Ingat Pagga (Syamsuddin) sering
jajaran . Semua model gaya mengetuk pintu semua keluar, sudah dicoba. Dan itu
berlangsung setengah jam. Tapi tak ada reaksi dari dalam rumah. Padahal sudah
kuintip kondisi didalam ditambah tak terkunci pintu depan dan bahkan terbuka
bapak lebar, menandakan ada orang didalam. Tapi masa sudah diketuk, tidak ada orang dengar dari dalam ketukanku. Berusaha
depan informasi dari tetangganya, dia biasa ke kebun kalau dia tidak ada
dirumah. Tapi masa rumah tak dikunci jika masuk kebon. Yakin ada didalam dan kemungkinan tertidur atau mandi atau nonton sehingga
tak dengar surat dari luar. Irama sekarang dirubah, keras dan bukan irama 1, 2,
tapi irama tak sopan tadi lagi. Semua gaya dilakukan saat mengetuk dan makin lama makin berubah jadi
dobrakan. Tapi ada sampai 30 menit waktu perjuanganku akhir menyerah.
Mungkin pak Benyamin tidak mau menemui. Kesempatan kedua saat ada waktu dari Palopo mau ke Makassar. Waktu itu pagi.
Menurut info dari istrinya yang kerja Puskermas Sampano di Facebok, ternyata
bapak ternyata budek. Pantas saya dobrak 1 jam ternyata tak mempan. Menurut
istrinya, bapak ada dirumah kalau pagi atau dia pergi di kebun.
Tapi waktu itu, saya terlambat start dari Palopo, dan sampai di Batulappa
sekitar jam 9 pagi. Saat singgah, saya sempat2 motor sejarahnya yang jadi barang rongsokan.
Tapi kali ini saya tidak beruntung. Belum bisa menemui meskipun saya kembali
1 jam karena sempat istirahat di rumah orang tua di Bulutirong. Tapi juga belum
ada pulang dari kebun. Ya masih menyimpan rasa penasaran karena tak bisa
ketemu. Untuk bekal pertemuan pak Benyamin, saya surfing foto, terutama dari IKA
SMPN SIWA. Ada 2 foto yang ada beliau. Yang pertama foto bersama guru2 yang
kedua adalah foto anak angkatan 91 dan ada Pak Benyamin yang gagah sendiri
sebagai guru. Mudah2an foto ini membantu komunikasi dengan Pak Guru yang sudah
tak normal lagi kedengarannya Ketika pertama hari ini saya kesana jam 10 pagi, ternyata pergi ke kebon
rutin tiap hari. Itulah membuat kesehatan fisik beliau bisa terjaga. Cuman
masalah budek besar dalam berkomunikasi dengan sekitarnya, termasuk dengan
istrinya. Hanya lewat colekan untuk mengutarakan maksudnya. Kasian, dalam
kehidupan beliau terjadi miskomunikasi melulu. Kesempatan kedua di hari ini, saya sudah antisipasi kesalahpengertian, biasa
mengartikan maksud orang lain tidak seperti orang normal. Tapi kali ini sudah
ada tetangganya yang sering komunikasi ada orang datang. Ibu hanya mengandalkan
komunikasi lewat colekan. Ketika tahu ada tamu cari bapak, dia menolak untuk ditemui. Dia bilang sama
tetangganya yang datang mencoleknya, bilang bahwa tidak ada dirumah. Aku dengar
sendiri dengar tidak mau diterima oleh beliau. Dia tetap tak mau keluar dari
kamarnya sambil tidak baju. “Bilang saja sama dia, saya sedang keluar,:”kata guru yang hobbi kendara
motor Honda GL berusaha menghindar kepada tamunya. Memang ternyata ada masalah dengan keluarnya. Anaknya bercerai dan suaminya
menangkan di pengadilan untuk hak asuh cucunya yang mereka sayang. Saya dikira
keluarga mantan menantunya, mau temui bapak terkait gono-gini hak asuh cucunya.
Memang lama sekali untuk menjelaskan bahwa saya bukan orang yang dimaksud
ingin mencari anak. Tapi saya adalah
siswa yang dulu diajar di SMPN Siwa meskipun
hanya setahun saja. Karena tak konek komunikasi, maskipun sudah dibantu ahli colek tetangganya,
sayapun pake bantuan pake hp untuk mengetik saya namanya, Gajahmada.
Tapi juga tidak masuk di kepalanya, karena fokus
masalah cucunya yang rebutan ayah dan
ibunya di pengadilan, menurut info, pengadilan menangkan bapaknya sebagai yang
berhak atas hak asuh dan anak ini disembunyi. Apalagi saya lupa persiapkan fotoku waktu di SMP. Saya duduk untuk membuat
dia tenang sambil menggiring masalah ke SMPN Siwa. Dari dalam hp, saya mengeluarkan
foto andalan angkatan 91 yang tidak ada saya disitu, karena kemungkinan diambil
waktu kelas 2 atau kelas 3. Tenyata, ketika saya perlihatkan foto ini, dengan menunjuk seorang guru mendiri
gagah di tengah siswanya, ibarat penyamun dikerumuni perjaka ganteng dengan
memakai baju yang terus disimpan dilemarinya,
barulah sadar bahwa yang ada didepannya
sekarang
ternyata anak siswa nya. “Ternyata kau adalah siswaku dulu” senyum pak Benyamin Akhirnya dia tersenyum dan mulai sendiri bercerita tentang Pangkanducu-nya.
Alhamdulillah saya tak sempat dihukum bersama teman-teman cewek yang seingatku
tak ada cewek yang pernah dihukum. Memang beliau pecinta wanita. Dulu beliau
suka berdiri didepan bangku Warisah dan Darmawati. “Saya juga dulu pernah ketemu , langsung saya bilang saya temannya 1
kelas 3A dengan Warisah langsung connect beliau, nanya nanya warisah sekarang
jadi apa ?
😀😀… lamapi baru natanyaka siapa saya…
🙏🙏,
“ sentilan Rosman Rahman pada guru ini lebih dekat dengan teman kami bernama Warisah.
Butuh perjuangan besar untuk menemui guru kami ini dengan maksud bahwa
Angkatan 91 SPMN Siwa akan menggelar Reuni Akbar IV pada tanggal 25 April 2023.
Selamat dan Sukses! GM Harding
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait