Perkembangan teknologi adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa dicegah dan sudah merupakan tuntutan objektif. Di awal tahun 2000-an kehadiran teknologi internet dalam dunia pendidikan pernah menjadi kekuatiran, bahkan pada tahun-tahun tersebut, handphone merupakan barang terlarang bagi peserta didik. Semakin berjalannya waktu, dunia pendidikan tidak bisa melarang dan menolak perubahan kemajuan zaman, dunia pendidikan hanya bisa membuat regulasi tentang bagaimana memanfaatkan teknologi ke arah yang positif.
Era disrupsi secara sederhananya merupakan fenomena ketika masyarakat menggeser aktivitas dunia nyata beralih ke dunia maya, teknologi metaverse diprediksi akan semakin mendisrupsi yang bukan hanya pada dunia ekonomi dan industri, namun di segala lini kehidupan, termasuk pada dunia pendidikan.
Microsoft raksasa perangkat lunak misalnya sudah mema- merkan rencananya untuk menghadirkan realitas campuran termasuk hologram dan avatar virtual ke Microsoft Teams pada tahun 2022. Tidak ketinggalan, pemerintah Arab Saudi berencana membuat virtual reality (VR) Ka’bah Masjidil Haram di metaverse untuk kegiatan ibadah sehingga membuat Muslim akan dapat semakin mudah mengunjungi batu Hajar al-Aswad sebagai tempat suci umat Islam. Beberapa lembaga Islam di dunia menyebut dengan tegas adanya Ka’bah dalam dunia metaverse tak dapat dikategorikan sebagai ibadah Haji dalam Islam.
Konsep dunia virtual yang merupakan pemutakhiran teknologi digital oleh perusahaan-perusahaan teknologi raksasa menjadi tantangan baru dunia pendidikan untuk menyiapkan memanfaatkannya dalam kegiatan pendidikan, bukan lagi memusatkan perhatian pada hal-hal artificial demi mengejar citra dan branding.
Kesadaran bahwa perkembangan teknologi yang cepat telah menjadi bagian dari konsekuensi modernitas dan upaya eksistensi lembaga pendidikan dalam menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, beberapa contoh kampus dunia, telah memulai berlomba berinovasi dalam konsep pembelajaran metaverse yang diberi istilah Metaverse University.
Metaverse adalah sebuah rancangan yang menciptakan pengalaman bagaikan dunia nyata melalui pengalaman digital, dan membawa manusia merasakan sensasi baru, berkumpul dan berkomunikasi menggunakan teknologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR).
Universitas tetangga, Khon Kaen University (KKU) Thailand akhir tahun 2021 secara resmi meluncurkan proyek Metaverse Experience dan menjadi universitas pertama yang menginisiasi proyek berbasis metaverse. Dengan perangkat VR Headset para peng ajar, siswa dan proses belajar menjadi lebih atraktif dapat saling berinteraksi di dunia digital. Baru-baru ini CEU University Spanyol, membangun prototipe versi Metaverse untuk mendukung komunitas pembelajaran secara virtual berbasis Minecraft Education Edition diharapkan dapat mengu- rangi tingkat stress, dan proses belajar menjadi lebih rileks dan atraktif.
Pada akhirnya, di era digital kita menghadapi teknologi yang akan menjadi salah satu inti dan kebutuhan primer dalam membangun peradaban pendidikan. Pilihan terbaik adalah merancang pengembangan pendidikan dengan infrastruktur digital mumpuni dan sumber daya manusia yang cerdas dalam menyambut teknologi metaverse masa depan dunia pendidikan. (gmh)