Masyarakat Wajo menyambut Bulan Suci Ramadhan 1444 Hijriyah dengan mengadakan Sosialisasi Bahaya Narkoba serta Deklarasi War On Drugs siap melawan Narkoba dari selama Puasa. Acara ini diadakan pada Selasa, (21/3) di SMPN 1 Pitumpanua dan dihadiri Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Selatan, Brigadir Jenderal (Brigjen) Pol. Drs Ghiri Prawijaya, M.Th Bersama ibu.
Hadir dalam acara deklarasi ini, Ketua Forum Kader Anti Narkotika BNN Sulsel, Gajahmada Harding di dampingi Syamsul Bachri Pimred Tipikor.id, Muslimin Yunus Dg Rampa Ketua MOI Sulsel, Khuzaifah Harding Ketua Marcab Laskar Merah Putih Wajo, Ketua Gerakan Anti Korupsi Indonesia (GAKI) Wajo, Ketua Ikatan Pemuda DDI Wajo Muhammad Najib.
Sedangkan disamping Kepala BNN terlihat ada Sekda Wajo, Armayani, Anggota DPRD Wajo Elfrianto, Wakil Kaban Kesbangpol Kesbangpol Hj.Kurnia, Camat Pitumpanua Andi Cakkunu, Masyarakat Wajo H.M. Effendi, Babinsa Koramil Pitumpanua Sertu Yamran mewakili Dandim 1406 Wajo, Kapolsek Pitumpanua (Iptu Johari) mewakili Kapolres Wajo, serta Kepala SMPN 1 Pitumpanua sebagai tuan rumah dan sejumlah kepala sekolah undangan serta ratusan Siswa dan Pelajar pereserta Sosialisasi Bahaya Narkoba.
Dalam sambutannya, Kepala BNNP Sulsel menghimbau bagi anggota keluarga yang sudah terpapar barang harap janganlah divonis negative. :” Kita bisa bawa ke Rumah Sakit untuk periksakan ada ada rekam medis untuk bisa direhabilitasi suatu hari.” kata Jenderal
Sementara itu, Ketua Panitia Gajahmada Harding berpendapat bahwa karena banyaknya pemakai baru di daerah Siwa, maka kami harapkan Pecandu Wajib Lapor ke polisi dan rumah sakit agar tidak jatuh dipenjara yang makin luas pergaulannya dalam kejahatan narkoba dan bisa sembuhkan. Merujuk pada UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Pasal 54 menyatakan pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan sosial. Rehabilitasi medis yakni terkait pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sedangkan rehabilitasi sosial terkait pemulihan sosial dan mental pecandu narkoba.
“Buat yang menyerahkan diri atau volunteer atau didampingi keluarga, BNNP assesment langsung dan Tterus kita obati. Perkara dia pengedar atau bandar, itu perkara lain. Saya yakin bahwa jika ada menyerahkan diri, kita bisa nilai bahwa mana mungkin pengedar bandar mau menyerahkan diri ke BNNP” kata Aktivis Kemanusiaan dan tergabung dalam Sulsel Peduli Aceh.
“Tahukah saudaraku, bahwa mekanisme wajib lapor itu bisa dilakukan secara online di website BNN. Melalui laman tersebut, pemohon bisa terlebih dahulu membuat akun pengguna dengan mengisi biodata menggunakan kartu identitas. Bisa menggunakan KTP, SIM atau Paspor, “urai cara ikut rehabilitasi bagi pengguna narkoba
Memang ribet untuk menjadi orang baik. Langkah pertama adalah, usai membuat akun dan log in, langkah selanjutnya ialah mengisi formulir pendaftaran yang sudah tersedia. Pemohon harus membaca dan memahami petunjuk pengisian dengan baik dan saksama.
Sedangkan bagaimana bila pecandu itu tidak melapor dan tertangkap aparat?
Bagi pecandu yang tertangkap aparat, akan dilakukan penyelidikan. Apakah murni pecandu, atau memang terkait sindikat. Bila terkait sindikat, maka ia tetap diproses secara hukum dan diproses hingga pengadilan.
Bila ia benar-benar hanya pecandu atau pemakai, maka BNNP dapat langsung mengirimnya ke pusat rehabilitasi, tanpa perlu meneruskan prosesnya ke pengadilan.
“Untuk yang tertangkap, nanti diproses asessment sama BNN dulu. Kemungkinannya dua. Dia hanya sebagai pemakai atau terlibat sindikasi. Kalau cuma pemakai, tidak perlu proses pengadilan dulu. Langsung saja direhabilitasi. Nggak perlu diberkaskan, soalnya biaya pemberkasan itu mahal. Kecuali barang buktinya sampai puluhan gram, maka harus diberkaskan. Nantinya, terkait dia pecandu atau pengedar, baru menunggu keputusan hakim,” ujarnya mantan Sekretaris MADA LMP Sulsel.
Diakhirnya kesempatannya, Mada tak lupa ucapkan Dirgahayu 21 Tahun BNN, Semoga tecapai akselerasi War On Drugs Menuju Indonesia Bersinar dapat tercapai sehingga kejahatan penyalahgunaan Narkoba semakin bisa tertekan, Amin.
Cara Mencegah Penyalahgunaan Narkoba
satu penyebab penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja atau masyarakat umum adalah dorongan atau bahkan paksaan dari lingkungan. Kita harus melawan dengan kegiatan positif seperti kegiatan OSIS dan PMR. Upaya jalani hidup seimbang, meyukuri apa adanya yang telah diberikan reski.
Bantu atasi tekanan hidup olahraga dan rekreasi Bersama keluarga dan membantu Gangguan Mental dengan mengantar mengobati gangguan mentalnya dengan berkunjung ke dokter atau psikolog,
Dampak negatif narkoba yang utama adalah menyebabkan ketergantungan dan merusak sel-sel otak penggunanya. Seseorang yang mengonsumsi narkoba secara berulang dan dalam jangka waktu lama, dapat mengalami perubahan sel saraf dalam otak sehingga mengganggu komunikasi antarsel saraf.
Penggunan bisa memicu efek sedatif atau mengantuk, perubahan perilaku, koordinasi tubuh terganggu, kebingungan, hingga melemahnya daya ingat seseorang. terjadi karena otak bertanggung jawab untuk mengoordinasi gerakan. Ini menjadi salah satu penyebab mengapa seorang pencandu narkoba tidak diperbolehkan mengemudi.
Halusinasi dirasakan saat menggunakan narkoba dan beberapa jam setelah mengonsumsinya narkotika dapat memberi efek peningkatan frekuensi denyut jantung, irama jantung tidak teratur, penyempitan pembuluh darah, dan peningkatan tekanan darah dapat mengganggu aliran darah ke otot jantung dan berpotensi menyebabkan serangan jantung.
Sedangkan penderita cenderung sulit memejamkan mata dan kesulitan tidur nyenyak ini berpotensi menyebabkan tubuh kekurangan energi sehingga sulit untuk aktif di sekolah dan mengganggu kegiatan akademis penggunanya,
Selain dapat memicu kondisi lain yang berpotensi membahayakan tubuh, seperti hilang konsentrasi, serangan panik, bahkan hingga kejang-kejang.
Selain itu sulit berkonsentrasi saat bekerja, mengalami masalah finansial akibat terus membeli obat-obatan terlarang, hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian jika terbukti melanggar hukum.
Terakhir bahwa ada kerusakan saraf di otak dan kegagalan fungsi organ. Kondisi ini sangat riskan, secara langsung bisa meningkatkan berbagai risiko penyakit dan bahkan kematian.
(Sherly AB)